Sejarah Gelar La Liga Real Madrid: Berapa Kali Juara?

by Alex Braham 54 views

Real Madrid. Coba deh sebut nama klub ini, pasti yang terlintas di benak banyak dari kita adalah kemewahan, kesuksesan, dan segudang trofi, terutama di kompetisi Eropa. Tapi, jangan salah, guys, dominasi mereka itu bukan cuma di Liga Champions lho! Di kancah domestik, yaitu La Liga Spanyol, Real Madrid juga punya catatan yang luar biasa, bahkan bisa dibilang tak tertandingi. Selama bertahun-tahun, mereka telah membangun sebuah legacy yang begitu kuat, menjadikan mereka salah satu klub paling sukses di dunia sepak bola. Nah, kali ini kita akan mengupas tuntas perjalanan panjang Los Blancos dalam mengoleksi gelar La Liga. Pasti banyak dari kalian yang penasaran, kan, sebenarnya berapa sih jumlah gelar La Liga Real Madrid itu? Yuk, kita selami bareng sejarah dan momen-momen emas yang mengukir nama mereka sebagai raja di tanah Spanyol.

Artikel ini akan membawa kita menyelami setiap dekade, melihat bagaimana Real Madrid berhasil mempertahankan hegemoninya, menghadapi rivalitas sengit, dan terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Kita akan membahas dari mulai awal mula liga, era keemasan mereka dengan pemain-pemain legendaris, hingga tantangan di era modern yang penuh persaingan ketat. Siapkan diri kalian, karena ini bukan sekadar angka-angka trofi, tapi juga cerita tentang semangat juang, talenta luar biasa, dan dedikasi yang tak pernah padam. Mari kita cari tahu bersama berapa kali Real Madrid juara La Liga dan mengapa mereka pantas disebut sebagai salah satu tim terbaik sepanjang masa!

Menggali Akar Dominasi: Real Madrid di Awal Mula La Liga

Real Madrid dan La Liga memiliki sejarah yang sangat panjang dan saling terkait, guys. Ketika Liga Spanyol ini pertama kali digulirkan pada tahun 1929, tidak ada yang bisa memprediksi bahwa satu klub akan sangat mendominasi. Real Madrid memang sudah jadi salah satu tim pendiri La Liga, dan dari awal, mereka menunjukkan ambisi besar. Butuh beberapa tahun bagi Los Blancos untuk benar-benar menemukan ritme juara mereka. Gelar La Liga pertama Real Madrid datang pada musim 1931-1932, dan mereka berhasil mempertahankannya pada musim berikutnya, 1932-1933. Ini adalah sebuah pernyataan awal tentang apa yang akan datang, sebuah fondasi bagi dominasi yang tak terhingga. Pada masa-masa awal ini, persaingan memang ketat, dengan klub-klub seperti Athletic Bilbao dan Barcelona yang juga menunjukkan kekuatan. Namun, Real Madrid dengan cepat menempatkan diri sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan.

Setelah jeda akibat Perang Saudara Spanyol, sepak bola kembali bergeliat, dan Real Madrid mengalami masa transisi. Namun, kedatangan Santiago Bernabéu sebagai presiden klub pada tahun 1943 mengubah segalanya. Beliau adalah arsitek di balik pembangunan stadion megah yang kini menyandang namanya, dan juga otak di balik strategi untuk menjadikan Real Madrid sebagai klub terbesar di dunia. Visi Bernabéu tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada perekrutan pemain-pemain bintang kelas dunia. Era 1950-an menjadi titik balik yang krusial bagi Real Madrid di La Liga. Kehadiran Alfredo Di Stéfano pada tahun 1953 adalah game changer. Dia bukan hanya sekadar striker, tapi seorang pemain total football yang merevolusi cara bermain Real Madrid. Bersama pemain-pemain legendaris lainnya seperti Francisco Gento dan Raymond Kopa, Real Madrid mulai mengukir dominasi yang tak tertandingi. Mereka berhasil meraih gelar La Liga secara beruntun dalam beberapa kesempatan, termasuk rentetan empat gelar dari musim 1960-1961 hingga 1964-1965. Periode ini adalah awal dari apa yang kita kenal sekarang sebagai Real Madrid yang haus gelar, sebuah identitas yang telah melekat kuat dalam DNA klub. Tanpa fondasi yang kuat di era ini, dengan strategi cerdas dan pemain-pemain superstar yang membentuk tim yang tak terkalahkan, sulit membayangkan Real Madrid bisa mencapai tingkat kesuksesan yang sama di kemudian hari. Ini benar-benar era di mana Los Blancos mulai menunjukkan bahwa mereka adalah penguasa sejati La Liga.

Era Keemasan: Dari Generasi Pemenang ke Quinta del Buitre

Setelah dominasi yang luar biasa di tahun 50-an dan 60-an, Real Madrid tidak berhenti begitu saja, guys. Justru, mereka terus membangun dan mempertahankan status sebagai kekuatan utama di La Liga. Dekade 1970-an juga menjadi saksi bisu bagaimana Real Madrid tetap konsisten dalam perburuan gelar La Liga. Mereka mengoleksi beberapa gelar lagi, menunjukkan bahwa transisi dari satu generasi pemain ke generasi berikutnya bisa berjalan mulus tanpa kehilangan sentuhan kemenangan. Ini adalah bukti bahwa filosofi klub untuk selalu menargetkan kemenangan dan merekrut talenta terbaik telah tertanam sangat dalam. Para pemain baru datang, bergabung dengan veteran yang masih prima, dan Real Madrid terus melaju, mengukuhkan diri sebagai klub dengan jumlah trofi La Liga terbanyak.

Kemudian, kita masuk ke era yang sangat ikonik di pertengahan 1980-an: era Quinta del Buitre. Nama ini mungkin asing bagi sebagian fans muda, tapi percayalah, ini adalah salah satu periode paling gemilang dalam sejarah Real Madrid di La Liga. Quinta del Buitre adalah julukan untuk lima pemain didikan akademi Real Madrid yang luar biasa: Emilio Butragueño, Manolo Sanchís, Martín Vázquez, Míchel, dan Miguel Pardeza. Mereka, bersama dengan pemain-pemain berkualitas lainnya, membentuk tim yang tak hanya powerful tapi juga memiliki gaya bermain yang indah dan sangat menghibur. Mereka berhasil memenangkan gelar La Liga sebanyak lima kali berturut-turut dari musim 1985-1986 hingga 1989-1990! Bayangkan, guys, lima gelar beruntun! Itu adalah rekor yang sangat sulit dipecahkan dan menjadi bukti nyata betapa dominannya Real Madrid pada masa itu. Quinta del Buitre ini bukan hanya membawa trofi, tapi juga mengembalikan pride dan passion yang mungkin sedikit meredup. Mereka adalah simbol dari kekuatan akademi dan semangat juang Madridista. Kehebatan mereka di lapangan benar-benar menjadi inspirasi, dan mereka memastikan bahwa Real Madrid tetap berada di puncak piramida sepak bola Spanyol. Era ini membuktikan bahwa kombinasi antara talenta lokal dan pemain bintang yang direkrut adalah resep sempurna untuk terus mengumpulkan trofi La Liga.

Setelah era Quinta del Buitre, Real Madrid sempat melewati masa yang lebih kompetitif di awal 90-an, namun mereka tidak kehilangan sentuhan. Mereka tetap menjadi pesaing utama dan berhasil menambah koleksi gelar La Liga mereka, terutama di bawah asuhan pelatih Fabio Capello pada musim 1996-1997 yang terkenal dengan skuad bertabur bintangnya. Bahkan di era Galacticos pertama di awal 2000-an, meskipun fokus utama seringkali tertuju pada Liga Champions, Real Madrid juga berhasil mengamankan beberapa gelar La Liga, seperti pada musim 2000-2001 dan 2002-2003 dengan pemain-pemain seperti Zinedine Zidane, Luís Figo, dan Ronaldo Nazário. Ini menegaskan bahwa klub ini punya kapasitas untuk bersaing di level tertinggi, baik domestik maupun Eropa, sebuah konsistensi yang patut diacungi jempol.

Tantangan Modern: Rivalitas Sengit dan Gelar La Liga Abad ke-21

Memasuki abad ke-21, persaingan di La Liga berubah menjadi jauh lebih intens dan brutal, guys. Meskipun Real Madrid tetap menjadi kekuatan dominan, mereka tidak lagi bisa dengan mudah mendapatkan gelar La Liga seperti di era-era sebelumnya. Barcelona bangkit dengan generasi emas mereka, dipimpin oleh Lionel Messi, Xavi, dan Andrés Iniesta, menciptakan rivalitas El Clásico yang mungkin paling sengit dan paling disaksikan di seluruh dunia. Pertarungan antara Real Madrid dan Barcelona ini seringkali menjadi penentu siapa yang akan mengangkat trofi di akhir musim. Setiap pertemuan bukan hanya sekadar pertandingan, tapi pertarungan filosofi, gaya bermain, dan tentu saja, kebanggaan.

Di era modern ini, Real Madrid harus berjuang sangat keras untuk setiap trofi La Liga. Musim-musim yang penuh drama, comeback-comeback epik, dan persaingan hingga pekan terakhir menjadi pemandangan biasa. Kita bisa melihat bagaimana Cristiano Ronaldo, yang menjadi ikon Real Madrid selama hampir satu dekade, menjadi mesin gol yang tak terbendung dan kunci dalam beberapa kemenangan gelar La Liga. Dia, bersama dengan kapten legendaris Sergio Ramos yang tak kenal lelah, jenderal lini tengah Luka Modric, dan striker cerdik Karim Benzema, membentuk tulang punggung tim yang luar biasa. Mereka berhasil memenangkan La Liga pada musim 2011-2012 di bawah asuhan José Mourinho dengan memecahkan rekor 100 poin, sebuah pencapaian yang menandai dominasi luar biasa. Kemudian, di bawah Zinedine Zidane sebagai pelatih, Real Madrid kembali meraih gelar La Liga pada musim 2016-2017, melengkapi double winner bersama Liga Champions, menunjukkan betapa balanced dan _solid_nya tim mereka.

Tidak hanya Barcelona, tapi klub tetangga Atlético Madrid juga muncul sebagai pesaing serius di era ini. Di bawah asuhan Diego Simeone, Los Rojiblancos menjadi tim yang sangat disiplin dan sulit dikalahkan, bahkan berhasil merebut La Liga dari tangan dua raksasa Spanyol. Ini menunjukkan bahwa untuk memenangkan gelar La Liga di era sekarang, Real Madrid tidak hanya harus mengalahkan Barcelona, tetapi juga harus menghadapi ancaman dari tim-tim lain yang semakin kuat dan terorganisir. Tantangan ini justru membuat setiap gelar La Liga yang diraih oleh Real Madrid di abad ke-21 terasa jauh lebih manis dan berharga, karena mereka harus benar-benar mengerahkan segalanya untuk bisa menjadi yang terbaik di tengah persaingan yang begitu ketat. Konsistensi, strategi yang tepat, dan tentunya mental juara menjadi faktor krusial bagi Real Madrid untuk terus bersaing dan menambah koleksi trofi La Liga mereka.

Angka Pasti: Berapa Banyak Gelar La Liga yang Dimiliki Real Madrid?

Nah, ini dia pertanyaan inti yang kita tunggu-tunggu, guys! Setelah kita menelusuri panjangnya sejarah dan dominasi Real Madrid di kancah domestik, saatnya kita menjawab dengan pasti: berapa banyak gelar La Liga yang dimiliki Real Madrid sampai saat ini? Jawabannya adalah... 36 gelar La Liga! Ya, kalian tidak salah dengar. Real Madrid adalah klub dengan jumlah trofi La Liga terbanyak sepanjang sejarah kompetisi, sebuah rekor yang menunjukkan konsistensi dan keunggulan mereka selama hampir satu abad. Angka 36 ini bukan sekadar jumlah trofi biasa; ini adalah simbol dari dominasi yang luar biasa, kerja keras yang tiada henti, dan warisan yang tak tertandingi di sepak bola Spanyol.

Mari kita bedah sedikit signifikansi angka ini. Dengan 36 gelar La Liga, Real Madrid jauh meninggalkan rival-rivalnya. Klub yang paling dekat dengan mereka dalam jumlah gelar La Liga adalah Barcelona dengan 27 gelar. Selisih ini cukup besar, dan itu menunjukkan betapa superiornya Real Madrid dalam jangka panjang. Mereka telah menjadi juara di berbagai era, dengan berbagai komposisi tim dan pelatih, mulai dari era sebelum perang, masa keemasan Di Stéfano, Quinta del Buitre, hingga era modern yang penuh tantangan. Setiap gelar La Liga memiliki cerita dan perjuangannya sendiri. Misalnya, gelar pertama mereka pada musim 1931-1932, yang menjadi awal dari segalanya. Atau rentetan lima gelar berturut-turut oleh Quinta del Buitre di akhir 80-an, sebuah pencapaian yang sangat langka. Kemudian, kemenangan-kemenangan penting di abad ke-21, seperti gelar La Liga musim 2019-2020 dan 2021-2022 di bawah asuhan Zinedine Zidane dan Carlo Ancelotti, yang membuktikan bahwa mereka masih menjadi kekuatan dominan di tengah persaingan yang sangat ketat.

Angka 36 ini terus bertambah seiring berjalannya waktu, dan Real Madrid selalu memiliki ambisi untuk menambahnya. Mereka selalu termotivasi oleh sejarah mereka sendiri dan ekspektasi besar dari para Madridista di seluruh dunia. Jadi, ketika ada yang bertanya berapa kali Real Madrid juara La Liga?, kalian bisa dengan bangga menjawab: 36 kali, menjadikan mereka raja absolut di kompetisi domestik Spanyol. Ini bukan hanya catatan rekor, tapi juga cerminan dari identitas klub yang selalu mengejar kesempurnaan dan kemenangan. Sebuah pencapaian yang patut dirayakan dan terus diceritakan dari generasi ke generasi penggemar sepak bola. Bravo, Real Madrid!

DNA Pemenang: Resep Rahasia Konsistensi Real Madrid di La Liga

Kenapa sih Real Madrid bisa begitu konsisten dan terus-menerus menambah koleksi gelar La Liga mereka, guys? Ini bukan cuma soal keberuntungan atau kebetulan semata. Ada DNA pemenang yang telah tertanam kuat dalam setiap aspek klub ini, mulai dari filosofi, struktur manajemen, hingga mentalitas para pemain. Salah satu resep rahasia utamanya adalah budaya klub yang selalu menuntut kesempurnaan. Di Real Madrid, kalah bukanlah pilihan; bahkan hasil imbang seringkali dianggap kegagalan. Tekanan untuk selalu menang ini mendorong setiap individu di klub untuk memberikan yang terbaik dan tidak pernah puas dengan status quo. Ini menciptakan lingkungan yang sangat kompetitif, di mana hanya yang terbaik dan paling tangguh yang bisa bertahan.

Faktor lain yang sangat krusial adalah kepemimpinan yang kuat dari jajaran direksi, terutama presiden klub. Dari era Santiago Bernabéu hingga Florentino Pérez saat ini, Real Madrid selalu dipimpin oleh figur-figur visioner yang berani membuat keputusan besar, baik dalam hal finansial maupun olahraga. Mereka selalu punya pandangan jauh ke depan, tidak ragu untuk mengeluarkan investasi besar demi mendapatkan pemain-pemain superstar terbaik di dunia. Strategi transfer yang cerdas, kemampuan untuk menarik talenta top dari seluruh dunia, dan juga sistem akademi (La Fábrica) yang terus menghasilkan pemain berkualitas, semuanya berkontribusi pada kekuatan skuad Real Madrid dari waktu ke waktu. Mereka punya kapasitas finansial untuk bersaing memperebutkan pemain terbaik, dan daya tarik sebagai klub paling sukses di dunia juga menjadi magnet tersendiri bagi para bintang.

Jangan lupakan juga peran para pemain legendaris yang pernah dan sedang membela klub. Nama-nama seperti Di Stéfano, Gento, Puskás, Zidane, Raúl, Casillas, Ramos, Cristiano Ronaldo, hingga Luka Modric dan Karim Benzema bukan hanya sekadar pemain; mereka adalah pemimpin di lapangan, ikon yang menginspirasi, dan figur yang menularkan mental juara. Mereka tahu bagaimana caranya memenangkan pertandingan-pertandingan penting, bagaimana mengatasi tekanan, dan bagaimana bangkit dari keterpurukan. Spirit ini diturunkan dari generasi ke generasi, menciptakan kontinuitas dalam budaya kemenangan. Real Madrid selalu tahu cara untuk merekrut atau mengembangkan pemain yang bukan hanya punya skill mumpuni, tapi juga punya karakter yang sesuai dengan ambisi klub. Kombinasi dari budaya klub yang menuntut kemenangan, manajemen yang visioner, dan pemain-pemain kelas dunia dengan mental baja inilah yang membuat Real Madrid mampu mempertahankan konsistensinya dan terus menambah gelar La Liga mereka, menjadikannya salah satu klub paling sukses di dunia.

Momen-Momen Ikonik Perayaan Gelar La Liga

Setiap gelar La Liga yang diraih Real Madrid pasti punya cerita dan momen ikonik tersendiri yang tak terlupakan, guys. Bukan hanya sekadar mengangkat trofi, tapi bagaimana perjuangan untuk mencapainya, drama-drama di lapangan, dan tentu saja, perayaan yang penuh suka cita. Salah satu momen yang paling sering dibicarakan adalah comeback dramatis di musim 2006-2007. Di bawah asuhan Fabio Capello, Real Madrid tertinggal jauh dari Barcelona di paruh musim. Namun, dengan semangat remontada yang melegenda, mereka berhasil menyalip Barça di pekan-pekan terakhir. Ingat duel El Clásico di Camp Nou yang berakhir 3-3, di mana Messi mencetak hat-trick, tapi Real Madrid tetap menunjukkan gigi? Atau pertandingan penentu melawan Mallorca di pekan terakhir, di mana mereka harus menang untuk memastikan gelar? Gonzalo Higuaín dan José Antonio Reyes menjadi pahlawan dengan gol-gol krusial. Perayaan di Plaza de Cibeles saat itu benar-benar epic, dengan ribuan Madridista memadati jalanan, merayakan gelar La Liga yang terasa seperti sebuah keajaiban.

Momen ikonik lainnya adalah saat Real Madrid memenangkan gelar La Liga di musim 2011-2012, di bawah asuhan José Mourinho. Musim itu adalah penampilan yang sangat dominan dari Los Blancos. Mereka mencetak rekor 100 poin dan 121 gol, memecahkan rekor-rekor yang ada. Kemenangan 2-1 atas Barcelona di Camp Nou, dengan gol penentu dari Cristiano Ronaldo yang kemudian melakukan selebrasi “Calma, calma!”, menjadi sorotan utama. Itu adalah pernyataan tegas bahwa Real Madrid kembali menjadi raja di Spanyol dan berhasil menghentikan dominasi Barcelona yang sedang on fire. Kemenangan ini bukan hanya sekadar gelar La Liga, tapi juga kemenangan psikologis dalam rivalitas abadi tersebut, menunjukkan bahwa mereka bisa mengalahkan tim Barcelona terbaik dalam sejarah. Pesta di Cibeles kala itu juga sangat meriah, dengan para pemain yang berinteraksi langsung dengan fans yang sangat antusias.

Dan yang terbaru, perayaan gelar La Liga di musim 2021-2022 juga tak kalah berkesan. Di bawah Carlo Ancelotti, Real Madrid menunjukkan mental baja dan pengalaman yang luar biasa. Mereka tidak panik ketika tertinggal dan selalu menemukan cara untuk menang. Pemain-pemain seperti Karim Benzema, Vinicius Jr., dan Luka Modric menjadi bintang utama. Kemenangan atas Espanyol di Santiago Bernabéu untuk mengunci gelar La Liga adalah momen yang sangat emosional, terutama bagi Marcelo yang mengangkat trofi sebagai kapten untuk terakhir kalinya. Setiap momen ini, dengan segala drama, kegembiraan, dan perjuangannya, menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah gemilang Real Madrid dalam mengoleksi trofi La Liga. Ini adalah warisan yang akan selalu diceritakan dan diingat oleh para penggemar Los Blancos di seluruh dunia, membuktikan bahwa setiap kemenangan Real Madrid di La Liga adalah hasil dari passion dan dedikasi yang tak terhingga.

Menatap Masa Depan: Harapan dan Tantangan di La Liga Berikutnya

Setelah meraih 36 gelar La Liga yang impresif, apakah Real Madrid akan berhenti begitu saja, guys? Tentu saja tidak! Klub sebesar Real Madrid selalu punya ambisi yang tak terbatas untuk terus menambah koleksi gelar La Liga mereka. Melihat ke depan, masa depan Real Madrid di La Liga terlihat sangat cerah, namun juga penuh tantangan. Skuad saat ini dihuni oleh kombinasi sempurna antara veteran berpengalaman dan talenta muda yang sangat menjanjikan. Kita punya Luka Modric dan Toni Kroos yang masih menjadi jenderal lini tengah, tapi juga ada Vinicius Jr., Rodrygo, dan yang paling baru, Jude Bellingham, yang sudah menunjukkan kualitas kelas dunia di usia muda. Ini adalah strategi yang sangat cerdas dari Real Madrid: meregenerasi skuad secara perlahan tanpa kehilangan daya saing.

Manajemen klub, di bawah kepemimpinan Florentino Pérez, terus melakukan investasi besar-besaran, tidak hanya untuk merekrut pemain bintang, tetapi juga untuk mengembangkan infrastruktur klub, seperti renovasi Santiago Bernabéu yang akan menjadi stadion tercanggih di dunia. Ini menunjukkan komitmen jangka panjang Real Madrid untuk tetap berada di puncak. Kebijakan transfer mereka yang fokus pada talenta muda dengan potensi besar memastikan bahwa klub akan memiliki fondasi yang kuat untuk dekade mendatang. Mereka tahu bahwa mempertahankan dominasi di La Liga membutuhkan perencanaan yang matang dan adaptasi terhadap dinamika sepak bola yang terus berubah. Jumlah gelar La Liga Real Madrid memang sudah sangat banyak, tapi bukan berarti mereka akan berpuas diri.

Tentu saja, tantangan akan selalu ada. Rivalitas dengan Barcelona akan tetap menjadi bumbu utama di La Liga, dan Atlético Madrid serta tim-tim lain juga akan terus berkembang. Namun, dengan fondasi yang kuat, visi yang jelas, dan mental juara yang sudah mendarah daging, Real Madrid siap menghadapi segala rintangan. Para Madridista di seluruh dunia tentu berharap untuk melihat lebih banyak gelar La Liga yang dirayakan di Plaza de Cibeles di tahun-tahun mendatang. Dengan talenta yang ada dan semangat pantang menyerah yang menjadi ciri khas Los Blancos, sangat mungkin kita akan menyaksikan Real Madrid terus mengukir sejarah dan menambah rekor trofi La Liga mereka, memperkuat posisi mereka sebagai klub paling sukses di Spanyol dan salah satu yang terbaik di dunia.

Penutup: Warisan Abadi Sang Raja La Liga

Jadi, guys, dari perjalanan panjang yang sudah kita telusuri ini, satu hal yang sangat jelas: Real Madrid adalah raja tak terbantahkan di La Liga. Dengan 36 gelar La Liga yang telah mereka kumpulkan, mereka bukan hanya sekadar pemegang rekor, tapi juga simbol dari keunggulan, ketekunan, dan gairah yang tak ada habisnya dalam dunia sepak bola. Setiap trofi yang mereka angkat adalah hasil dari kerja keras, strategi yang matang, dan tentunya, bakat luar biasa dari para pemain yang pernah mengenakan seragam putih kebanggaan itu.

Warisan Real Madrid di La Liga jauh melampaui angka-angka belaka. Ini adalah kisah tentang bagaimana sebuah klub berhasil membangun sebuah dinasti yang mampu bertahan melalui berbagai era, tantangan, dan perubahan. Dari era Di Stéfano yang legendaris, generasi emas Quinta del Buitre, hingga Galacticos modern dan bintang-bintang muda saat ini, Real Madrid selalu menemukan cara untuk tetap berada di puncak. Mereka mengajarkan kita bahwa dengan ambisi yang kuat, kepemimpinan yang visioner, dan mental juara yang tak pernah padam, segala sesuatu mungkin saja terjadi.

Jadi, ketika ada yang bertanya berapa kali Real Madrid juara La Liga?, kalian tidak hanya menjawab angka 36. Kalian juga menceritakan sebuah epik tentang dominasi, rivalitas sengit, momen-momen tak terlupakan, dan sebuah klub yang terus berjuang untuk kesempurnaan. Real Madrid bukan hanya klub sepak bola; mereka adalah sebuah institusi yang telah mengukir namanya dengan tinta emas dalam sejarah La Liga dan sepak bola dunia. Dan pastinya, petualangan mereka untuk menambah jumlah gelar La Liga Real Madrid masih akan terus berlanjut!